Duren Sawit, 6 Desember 2025, Strada Cabang Jakuttim mengadakan seminar strategi pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan menghadirkan nara sumber Dr. Gregorius Bambang Nugroho, FIC. Bruder Bambang merupakan dosen tetap di Universitas Katolik Atma Jaya dan pemerhati Pendidikan karna beliau banyak pengalaman dalam mengisi seminar Pendidikan.
Seminar ini dihadiri oleh para kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan masing-masing dua perwakilan guru Strada Cabang Jakuttim.
Bruder menyampaikan bahwa kompetensi guru mencakup kemampuan menguasai pendampingan ABK, mendesain pembelajaran dengan pendekatan berbasis ABK, dan memiliki sikap, nilai serta empati terhadap peserta didik termasuk ABK. Oleh karena itu, kecerdasan sosial emosional juga merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh guru agar guru dapat menciptakan dan memelihara atmosfir belajar yang optimal serta mencari gangguan/hambatan dalam pembelajaran dengan pendekatan nilai-nilai humanistik. Bruder juga menyampaikan bahwa semua peserta didik itu unik, istimewa, dan cerdas sehingga hendaknya guru menghargai keistimewaan dan keunikan setiap peserta didik.
Lebih lanjut disampaikan oleh Bruder Bambang bahwa ABK adalah anak yang memiliki kesulitan belajar, menyimpang secara sensori, fisik, perilaku sosial, komunikasi, atau yang memiliki kecerdasan Istimewa. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang inklusif dengan mengikutsertakan ABK pada kelas regular dengan kurikulum yang yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan individu.
Menurut Bruder Bambang, membangun kultur inklusi di sekolah regular merupakan hal dasar yang paling penting. Klutur inklusi tidak hanya mencakup ABK namun juga memastikan bahwa semua anak, tanpa memandang latar belakang, disabilitas, kemampuan, atau kondisi sosial ekonomi dapat belajar dan berkembang bersama.

Bruder Bambang menekankan bahwa Pendidikan Inklusi bukanlah sekedar metode dan pendekatan namun merupakan filosofi “menghargai keberagaman, terbuka terhadap perbedaan”. Bruder menyampaikan bahwa setiap sekolah katolik tidak boleh menolak anak berkebutuhan khusus melainkan harus dilayani dengan hati sesuai dengan kebutuhan dan karakter setiap peserta didik. Seperti yang bruder sampaikan melalui analogi jika kita memiliki sebuah taman dengan berbagai tanaman maka kita merawat tanaman tersebut dengan cara yang berbeda-beda agar tanaman tersebut dapat tumbuh sesuai dengan jenisnya.
Peserta seminar sangat antusias dari setiap materi seminar yang disampaikan oleh Bruder Bambang dan seminar ini sangat bermanfaat dalam memberikan pendampingan anak-anak berkebutuhan khusus di unit Strada Cabang Jakarta Utara Timur.
Di sesi terakhir ditutup dengan tanya jawab guru kepada Bruder Bambang, sesi ini sangat menarik karena bapak/ibu guru begitu antusias menyampaikan pertanyaannya kemudian Bruder menjawab dengan pengalaman nyata yang dilakukan sehingga menjadi related yang dialami bapak/ibu guru di unit. Selain sesi tanya jawab ditutup dengan refleksi dan evaluasi serta foto bersama.
