ESIPASI (Edukasi AntiSIPASI) Stunting: Aplikasi Pencegahan Stunting dengan Intervensi Sensitif Stunting di Indonesia
Oleh Carissa Putri Pratama, Siswi SMA Strada St. Thomas Aquino Tangerang*)
I. PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan kesehatan anak yang masih menjadi bahan persoalan setiap tahunnya, baik di Indonesia maupun di internasional adalah stunting. Stunting (kerdil) merupakan suatu kondisi seseorang memiliki tinggi di bawah rata-rata berdasarkan indikator usia.
Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 menyatakan angka proporsi balita stunting Indonesia adalah sebesar 27.7%. Angka ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 3.1% dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018. Meskipun ada penurunan persentase angka proporsi balita stunting, angka ini masih melebihi batas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena batas balita stunting suatu negara adalah kurang dari 20%.
Perlu diketahui bahwa stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan seseorang, tetapi juga berdampak terhadap perkembangan kemampuan kognitif anak. Balita stunting akan mengalami gangguan fungsi dan sel saraf yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas intelektual. Lebih lanjut, balita stunting akan mengalami kesulitan dalam proses penyerapan materi sekolah jika dibandingkan dengan anak seusianya. Hal ini berdampak pada keberhasilan anak di masa yang akan datang. Walaupun edukasi terkait pencegahan stunting sudah banyak, informasi edukasi yang ada saat ini atau situs-situs edukasi biasanya berupa pencegahan intervensi spesifik. Pencegahan intervensi spesifik adalah pencegahan suatu kasus yang berkaitan langsung dengan kasus tersebut tanpa memikirkan akar permasalahan kasus tersebut. Biasanya, pencegahan intervensi spesifik stunting lebih ditekankan pada ibu hamil dan mengenai 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Adapun hasil pengisian kuisioner berjudul “Sudahkah Kalian Memahami Permasalahan Kesehatan Anak di Indonesia” yang diseminasi penulis di komunitas SMA Strada Santo Thomas Aquino, sebanyak 59.4% dari 466 pengisi kuisioner di rentang usia 13-18 tahun belum pernah mendengar istilah “stunting”. Dengan demikian, penulis pun berpendapat bahwa salah satu akar permasalahan
dari balita stunting berasal dari faktor kurangnya edukasi dari orang tua padahal kelak remaja ini yang menjadi orang tua sang balita. Dalam hal ini, faktor edukasi orang tua, tidak hanya edukasi yang berkaitan langsung dengan stunting tetapi juga edukasi mengenai hal-hal yang tidak berkaitan langsung. Remaja perlu mengetahui bahwa kurangnya asupan gizi akan menyebabakan anemia. Untuk itu remaja perlu menambah pengetahuan tentang hal ini. Penyakit anemia dikemudian hari dapat menjadi faktor penyebab Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) lebih lanjut dapat menyebabkan stunting.
Selanjutnya, perlu juga upaya pencegahan stunting yang diistilahkan dengan pencegahan intervensi sensitif. Bentuk pencegahan ini lebih menitikberatkan pencegahan terhadap akar permasalahan stunting. Salah satu usaha preventif adalah memberikan edukasi kepada remaja. Usaha preventif ini berpengaruh pada tingkat keefektifan pencegahan intervensi sensitif untuk menurunkan persentase angka balita stunting di Indonesia mencapai 70%.
II. PEMBAHASAN
Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, perlu adanya inovasi dan
kepedulian dari generasi muda yang hidup kesehariannya memiliki kedekatan dengan IT untuk memanfaatkan aplikasi berbasis Android dan iOS. Aplikasi ini menjadi sebuah wadah informasi dan edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan stunting. Inilah salah satu upaya pencegahan intervensi sensitif stunting. Selain itu, pembuatan aplikasi “ESIPASI” ini merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah dalam Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pemerintah menargetkan penurunan proporsi balita stunting di Indonesia sampai pada angka 14%.
Pembuatan aplikasi ESIPASI bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai stunting secara lengkap, akurat, dan terpercaya. Edukasi dan informasi yang terdapat di dalam aplikasi ESIPASI dibuat secara menarik sesuai dengan fitur yang ada didalamnya. Target utama pengguna dari aplikasi ESIPASI ini lebih diutamakan kepada remaja dengan rentang usia 10-19 tahun. Namun, secara umum aplikasi ESIPASI dapat digunakan oleh masyarakat luas. Adapun alasan dijadikannya remaja sebagai target utama dari aplikasi ini adalah karena seorang remaja (khususnya perempuan) yang kelak akan menjadi orang tua dan harus memiliki pengetahuan optimal tentang stunting. Keterbatasan pengetahuan orang tua/calon ibu memiliki peluang melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hal ini juga akan berdampak pada prevelansi stunting di Indonesia.
Untuk memperjelas mekanisme kerja aplikasi ESIPASI kita dapat dilihat pada gambar 2 berikut, dengan sebelumnya mengunduh aplikasi melalui Google- PlayStore (Android) atau App-Store (iOS).
Setelah aplikasi terunduh, pengguna dapat mengikuti panduan di bawah ini untuk mengakses berbagai fitur aplikasi.
Berikut ini langkah-langkah pendaftaran dan berbagai fitur-fitur yang dapat diakses pada aplikasi ESIPASI:
A. Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan dengan klik menu daftar, kemudian mengisi nama lengkap, usia, nomor telepon, nama pengguna, dan kota tempat tinggal. Selanjutnya, klik daftar sekarang.
B. Fitur-Fitur dalam Aplikasi
Setelah melakukan pendaftaran pengguna aplikasi dapat mengakses dua fitur utama yang terdapat pada halaman pertama. Pengguna aplikasi juga dapat mengakses fitur lainnya dengan klik menu strip tiga yang berada di sebelah pojok kanan atas. Fitur-fitur yang dapat diakses oleh semua pengguna adalah:
- Portal Edukasi Stunting
Fitur ini menyajikan informasi dalam bentuk artikel interaktif dan dilengkapi dengan infografis sehingga mudah dipahami. Informasi disajikan dalam bentuk poin-poin yang selalu disisipkan dengan tulisan “more detail” sebagai fitur untuk melihat penjelasan lebih lengkap. Selain informatif dan interaktif, artikel yang disajikan dibuat berdasarkan sumber tepercaya untuk menghindari adanya penyebaran berita palsu. Tidak hanya itu, fitur ini juga memungkinkan pengguna untuk terus menyebarkan edukasi stunting dengan menekan tombol “berbagi” ke platform media sosial lainnya.
- CALCAL (Calculator Calorie)
Fitur penghitung kebutuhan kalori harian yang digunakan untuk mengetahui berapa kalori harian yang diperlukan tubuh. CalCal juga berhubungan dengan fitur “Makan Enak Makan Sehat” untuk menyarankan berbagai resep yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam memenuhi kebutuhan kalori harian dengan gizi seimbang.
- Makan Enak Makan Sehat
Fitur ini bertujuan untuk memberikan berbagai resep makanan yang mengandung gizi seimbang. Pada setiap resep makanan menggunakan takaran /sendok teh atau /sendok makan untuk memudahkan perhitungan bahan makanan. Pada fitur ini terdapat resep praktis dan resep rendah kalori yang memperhatikan keseimbangan gizi makanan. Setiap resep yang tersedia didalamnya berisi resep makan pagi, makan siang, makan malam, dan menu tambahan yaitu snack. Selain itu, fitur makan enak makan sehat juga disempurnakan dengan berbagai fitur lainnya, yaitu;
a. Makanan : Befungsi untuk membeli bahan makanan segar terdekat dan termurah di sekitar lokasi pengguna.
b. Kalori Porsiku : Berfungsi untuk mengetahui jumlah kalori dari satu porsi makanan dengan memotret makanan yang sudah sesuai dengan prinsip gizi seimbang.
c. Forum Berbagi Resep : Pengguna dapat membagikan resep makanan bergizi seimbang yang telah ia buat ke sesama pengguna lainnya.
- Waspada Anemia
Memberikan gambaran detail mengenai kesinambungan antara stunting dan penyakit anemia, penyebab serta informasi-informasi mengenai penyakit anemia termasuk faktor dan bagaimana cara mencegahnya. Di dalam fitur “Waspada Anemia” juga dilengkapi dengan pengingat untuk meminum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi penggunanya yang mengidap anemia.
- Edukasi Asuh Anak
Sebagai sarana penyampaian informasi yang berkaitan dengan pola asuh anak sesuai dengan usia anak (bayi, batita, balita, dan remaja). Fitur ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi untuk menjangkau posyandu terdekat sebagai bentuk nyata pengasuhan anak seperti pembagian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) misalnya.
C. Fitur lainnya
Ditampilkan juga fitur “edit profil” untuk menyunting nama pengguna, tinggi badan, serta data lainnya.
Analisis Kompetitor
Saat ini terdapat berbagai aplikasi serupa yang menyediakan fitur sejenis. Aplikasi kompetitor tersebut adalah Mari Kita Perangi (MAPI) Stunting dan Stop Stunting. Berikut perbandingan kelengkapan fitur, efektivitas, dan aksesibilitas dari aplikasi ESIPASI dengan dua aplikasi sejenis dalam bentuk grafik.
Aplikasi MAPI Stunting digunakan masyarakat untuk mengakses informasi pencegahan stunting. Lalu, aplikasi Stop Stunting digunakan masyarakat luas untuk mengetahui rekomendasi makanan bergizi seimbang. Berbeda dari aplikasi lainnya yang juga mengusung konsep sama mengenai pencegahan stunting, aplikasi ESIPASI menampilkan berbagai fitur yang lebih lengkap dibandingkan dengan aplikasi stunting lainnya. Fitur-fitur tersebut adalah Portal Edukasi, CALCAL, Makan Enak Makan Sehat, Waspada Anemia, dan Edukasi Asuh Anak.
Adanya fitur tersebut mempermudah pengguna untuk mendapatkan rincian informasi terkait stunting, menghitung kebutuhan kalori harian, mendapatkan rekomendasi makanan bergizi seimbang, mendapatkan informasi pencegahan anemia, dan mendapatkan edukasi pengasuhan anak. Tidak hanya lebih lengkap, aplikasi ESIPASI juga mengusung konsep up-to-date agar seluruh penggunanya dapat mengetahui informasi-informasi terbaru berkaitan dengan stunting. Informasi-informasi ini disajikan dalam fitur-fitur yang terdapat di dalam aplikasi ESIPASI dengan menarik seperti, menyisipkan infografis dan video penjelasan sehingga para pengguna lebih tertarik untuk menelusuri informasi tersebut.
Fitur-fitur di atas, pastinya sangat membantu pengguna. Namun, tentunya remaja sebagai sasaran utama harus mengetahui adanya aplikasi ESIPASI ini. Untuk itu diperlukan promosi dengan cara menggandeng pihak Puskesmas setempat untuk rutin memberikan promosi kesehatan di lingkungan sekolah. Aplikasi ESIPASI juga akan dikenalkan kepada masyarakat luas melalui kolaborasi bersama komunitas kesehatan seperti posyandu yang turut memberikan promosi kesehatan intens kepada ibu hamil dan ibu-anak. Dengan adanya kerjasama dengan komunitas kesehatan, pengguna aplikasi ESIPASI akan terus bertambah.
III. PENUTUP
Penurunan persentase prevalensi stunting di Indonesia yang tidak stabil disebabkan oleh kurangnya edukasi serta kesadaran akan stunting sendiri. Untuk itu, perlu inovasi dan kreativitas dari generasi muda untuk menciptakan aplikasi yang mudah diakses seperti ESIPASI guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengantisipasi stunting dalam bentuk pencegahan intervensi sensitif sebagaimana yang telah dijelaskan pada fitur-fitur yang tersedia di dalamnya. Adapun manfaat dari aplikasi ESIPASI yaitu menyebarkan informasi mengenai stunting secara berkala, mengakses berbagai resep yang mengandung gizi seimbang, dan menghitung kalori kebutuhan harian, memberikan informasi kesinambungan antara penyakit anemia dan stunting, serta memberikan edukasi mengenai cara pola mengasuh anak dengan tepat dan benar. Dengan adanya penggunaan aplikasi ini, diharapkan dapat mendukung program Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dalam rangka menurunkan persentase angka prevalensi stunting di Indonesia.
REFERENSI
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2019). Pembangunan Gizi di Indonesia. Jakarta Pusat: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat.
Tim Indonesiabaik.id. (2019). Bersama Perangi Stunting. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunitas dan Informatika.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Simanungkalit F.S. & Simarmata S.O. (2019). Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Remaja Putri Yang Berhubungan dengan Status Anemia,1-6. doi.org/10.22435/bpk.v47i3.1269
Rohman A. et al. (2020). Stunting Pada Anak Usia Dini: Studi Kasus di Desa Mirat Kec. Lewimunding Majalengka. Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 2(1),1-4.Retrieved from http://journal.bungabangsacirebon.c.id/index.php/etos
Sari, K., Roscha Ch. B., Yunita, I., Amaliah N., & Utami, NH. (2016). Peran Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif dalam Perbaikan Masalah Gizi Balita di Kota Bogor. Buletin Penelitian Kesehatan, Volume 44(2), 127- 138.doi:10.22435/bpk.v44i2.5456.127-138
Vitaloka, Wiwadia Sofia Filla. 2018. Hubungan status anemia ibu hamil dengan kejadian stunting balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja puskesmas gedangsari II gunung kidul. Skripsi, Politeknik Kesehatan Yogyakarta. Diakses dari http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2200/
Publikasi dan Media Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Pandemi Covid-19, Stunting Masih Menjadi Tantangan Besar Bangsa. Diakses pada Oktober 30, 2021,dari https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2929/pandemi-covid-19-stunting-masih-menjadi-tantangan-besar-bangsa
Cegah Stunting Id. Intervensi Sensitif. Diakses pada Oktober 29, 2021, dari https://cegahstunting.id/intervensi-sensitif/
——————————————————————————–
*) Pemenang Juara 1 pada Pharmacy Fertival (Pharfest) Universitas Indonesia tanggal 4 Oktober – 12 November 2021.