Perkumpulan Strada sebagai sebuah komunitas pendidikan yang unggul, peduli, dan berjiwa melayani telah berjalan selama satu abad, menemani perjalanan bangsa ini terutama pada bidang pendidikan. Dengan 75 sekolah yang tersebar di Tangerang, Banten, Jakarta, dan Bekasi, Perkumpulan Strada turut serta mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Rangkaian kegiatan dengan puncak kegiatan perayaan misa syukur ini bertujuan untuk memberikan penghargaan bagi para perintis, pejuang, pendahulu, dan pelaksana yang berkarya di Perkumpulan Strada dalam naungan Keuskupan Agung Jakarta. Juga sebagai sarana refleksi karya bagi segenap komunitas Perkumpulan Strada dan semakin bersyukur atas karya pelayanan pendidikan. Selain itu kegiatan ini menjadi momen penting dalam menyongsong masa depan khususnya di dunia pendidikan dan media untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan baru yang bisa diadopsi bagi kemajuan karya pendidikan Perkumpulan Strada. Tidak hanya berhenti sampai di situ, kegiatan ini juga sebagai ajang promosi Perkumpulan Strada kepada pihak luar.

## Sekolah Modern, Berakar pada Budaya dan Menghidupi Nilai-nilai Dasar Strada sampai Akhir Hayat

Menjadi komunitas pendidikan dengan sekolah yang modern, berakar pada budaya, dan menghidupi Nilai-nilai Dasar Srada sampai akhir hayat merupakan tema besar pada perayaan seratus tahun ini. Puncak syukur perayaan seratus tahun diadakan pada Jumat (24/5) di Gereja Katedral Jakarta, Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta pukul 07.30 s.d. 09.00 WIB yang dipimpin langsung oleh Bapak Kardinal Ignatius Suharyo, Pater Benedictus Hari Juliawan, SJ Kepala Provincial Serikat Jesus Provinsi Indonesia, Pater Josephus Ageng Marwata, SJ, Ketua Pengurus Perkumpulan Strada, Pater Odemus Bei Witono, SJ, Direktur Perkumpulan Strada, Romo Roy Zakaria, Pr, dan para Romo alumni Perkumpulan Strada. Perayaan syukur diikuti oleh sekitar 1.500 orang yang terdiri dari para relasi, tamu undangan, para pensiunan, dan semua guru/karyawan di Perkumpulan Strada.

Setelah misa syukur selesai, dilanjutkan dengan acara napak tilas dengan berjalan kaki dari gereja Katedral Jakarta menuju ke Kantor Strada Pusat di Jalan Gunung Sahari 88 Jakarta Pusat. Kegiatan napak tilas ini dilakukan untuk mengingat kembali sejarah Perkumpulan Strada. Di Gereja Katedral inilah, Tiga Serangkai Pendiri Perkumpulan Strada Pastor Johannes Josephus Hubertus Maria van Ricjkevorsel, SJ; Pastor Antonius Theodorus van Hoof, SJ; dan Pastor Josephus Wilhelmus Maria Wubbe, SJ, sepakat mendirikan Strada Vereniging pada 24 Mei 1924. Seiring berjalannya waktu kantor Perkumpulan Strada kemudian pindah ke Kantor Strada Pusat saat ini di Jalan Gunung Sahari no 88.

Sebelum perayaan puncak syukur misa, banyak kegiatan telah dilaksanakan diantaranya adalah ziarah dan doa, temu akbar, gelar budaya, penerbitan Suplemen Jejak Perkumpulan Strada, Strada Run, donor darah, aneka lomba, seminar, talkshow, dan kegiatan peduli lingkungan. Semua kegiatan dilakukan tidak lepas dari misi Perkumpulan Strada, menyelenggarakan pendidikan yang unggul bagi kaum muda agar berkembang menjadi pribadi yang cerdas, peduli, dan berkarakter. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama, menghargai keberagaman, dan berjuang demi terpeliharanya lingkungan hidup.

##Perkumpulan Strada Melintasi Zaman Mendidik Anak Bangsa

Pengabdian utama Perkumpulan Strada bergerak pada dunia pendidikan. “Pendidikan bukan tentang sekolah saja. Pendidikan berarti juga menuntun dan mengarahkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya,” ungkap Bapak Kardinal Ignatius Suharyo. “Strada memberikan sumbangan besar bagi Gereja Katolik di bidang pendidikan. Bahkan punya peranan besar jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, termasuk belum ada Sumpah Pemuda. Belajar tonggak-tonggak sejarah, maka Strada pasti terlibat dan berkontribusi dalam peristiwa Kebangkitan Nasional tahun 1908. Punya peranan dalam membangun kesadaran nasional lewat Sumpah Pemuda (1928). Sebaliknya Sumpah Pemuda juga memiliki peran terhadap pembentukan nilai-nilai kebangsaan Strada. Pada gilirannya, Strada ikut dalam pelayanan pendidikan untuk mengantar perjalanan bangsa hingga sekarang,” imbuhnya.

Sebagai komunitas pendidikan yang telah malang melintang melintasi zaman, Perkumpulan Strada tentu sudah melewati banyak hal. Pada setiap zaman tentu memiliki tolok ukur, karakteristik dan tantangannya sendiri. Menurut Pastor Benedictus Hari Juliawan, SJ, Perkumpulan Strada tidak harus mengikuti semua tolok ukur yang ada pada setiap zaman. “Tidak semuanya harus diikuti. Strada harus berpegang pada misinya dan menerjemahkannya sesuai zaman.Kita tidak perlu larut dalam segala jenis kompetisi yang hanya akan membuat kita lupa pada tujuan pendidikan kita.Biarlah orang lain menilai Strada tetapi bukan itu tujuan kita. Belajarlah dari yang terbaik dan jangan lupa pada tujuan kita sendiri,” demikian ungkapnya saat dimintai pandanganmya tentang apa yang diharapkan untuk Perkumpulan Strada pada perayaan 100 tahun ini.

Perjalanan panjang melintasi zaman, tentu membuat Perkumpulan Strada sebagai komunitas pendidikan bersikap arif dan bijaksana. Menurut Pastor Josephus Ageng Marwata, SJ, Ketua Pengurus Perkumpulan Strada, Strada Maka Strada perlu terbuka menerima perbedaan dan beradaptasi. Dalam proses adaptasi itu, Strada bisa memilih mana yang sesuai nilai-nilai kekatolikan yang akan dikembangkan sebagai nilai unggulan di Strada. Salah satu caranya sesuai ajaran Gereja adalah menjunjung tinggi kebhinekaan.

Dengan demikian, Perkumpulan Strada dapat menjadi sekolah yang semakin dapat mengikuti perkembangan zaman, namun diharapkan tidak tercerabut dari akar budaya bangsa. Hal ini ditegaskan oleh Pastor Odemus Bei Witono, SJ, Direktur Perkumpulan Strada. “Strada memiliki nilai-nilai dasar sehingga semodern apapun zaman, Strada tidak goyah tetapi terus menjadi pribadi yang jujur, mau melayani, dapat diandalkan, bertanggung jawab, dan sebagainya,” ungkapnya.

Perkumpulan Strada Diharapkan Mampu Menjadi ‘Mata Orang Benar’

Secara khusus dan istimewa, Bapak Kardinal mengungkapkan ucapan syukur atas 100 tahun Perkumpulan Strada, ucapan syukur kepada Provinsial Serikat Jesus yang sejak awal merawat dan menjaga perjuangan pendidikan Perkumpulan Strada.

“Ucapan terima kasih dan apresiasi atas dedikasi para pegiat pendidikan Perkumpulan Strada dalam upayanya untuk pengembangan pelayanan tentu tidak mudah, tantangan yg dihadapi sangat banyak. Maka kita perlu motivasi dan dukungan agar semua bisa bekerjasama mewujudkan upaya ini.Tujuan pendidikan Strada bukan hanya pengetahuan namun ‘menjadi orang benar’.

Siapapun yang terlibat langsung dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan sekolah di Perkumpulan Strada mestinya menjadikan Spirit Bunda Maria sebagai pedoman yang dihidupi. Meneladani Maria ‘Ia menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.’ Orang benar adalah orang-orang yang percaya bahwa Tuhan selalu ada di balik semua peristiwa yang dialami. Maka Strada diharapkan menjadi ‘mata orang benar’ yang melihat segala sesuatu sebagai sebuah peristiwa iman. Melihat dengan mata iman, ” ungkap Bapak Kardinal Ignatius Suharyo.

Ucapan terima kasih juga diungkapkan oleh Pastor Odemus Bei Witono, SJ kepada semua pihak yang telah mendukung Perkumpulan Strada selama 100 tahun. Pada kesempatan yang sama, Pastor Odemus Bei Witono SJ juga mengungkapkan hasil perolehan kegiatan Strada Run sebesar 217.504.000 yang nantinya akan didonasikan kepada Yayasan Kanisius, Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT)  Salatiga, dan Perkumpulan Dharma Putri.

Pada usianya yang ke-100, Perkumpulan Strada telah melahirkan kurang lebih 300.000 alumni. Sebanyak 75 sekolah yang bernaung di bawah Perkumpulan Strada – dengan 24.520 murid dan 1.451 guru dan karyawan yang memiliki kompetensi sangat mumpuni di bidang pendidikan – Perkumpulan Strada siap ikut serta mewujudkan tujuan mulia pendidikan: mencerdaskan kehidupan bangsa. Salam AMDG

Tim Penulis Perkumpulan Strada