Bantalan Hangat Beraroma (Bahara): Solusi untuk Leher Kaku Selama Pembelajaran Jarak Jauh
Oleh Dea Sundargo, Siswi SMA Strada St. Thomas Aquino Tangerang *)
PENDAHULUAN
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan metode pembelajaran yang dilakukan tanpa menggunakan ruang kelas fisik. Sejak Maret 2020, kegiatan PJJ dilaksanakan oleh seluruh sekolah di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pendidikan para peserta didik selama masa pandemi Covid-19. Kegiatan PJJ menuntut peserta didik untuk duduk berjam-jam di depan gadget supaya tetap dapat mengikuti pembelajaran. Hal ini menyebabkan kondisi kesehatan peserta didik menurun, terutama kesehatan leher. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Asiah pada tahun 2020 terhadap mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas YARSI, keluhan kesehatan yang dialami oleh 40% para peserta didik adalah kekakuan leher. Hal ini membuat masalah kekakuan leher menjadi keluhan kesehatan tertinggi peserta didik.
Nyeri muskuloskeletal di leher merupakan rasa nyeri yang meliputi saraf, tendon, otot, dan ligamen yang berada di sekitar leher (Diana, 2007). Jenis pekerjaan yang dapat menyebabkan nyeri leher adalah pergerakan lengan atas dan leher yang berulang, beban statis pada otot leher dan bahu, serta posisi leher yang ekstrem saat bekerja. Akibatnya, orang yang berisiko tinggi mengalami nyeri leher umumnya adalah orang yang sering mengangkat beban berat ataupun orang yang hanya bekerja di depan komputer, salah satunya adalah para peserta didik dalam masa PJJ. Nyeri leher dapat ditandai dengan rasa sakit dan kaku di sekitar leher, sakit kepala, dan migrain.
Selama pandemi Covid-19, berbagai fasilitas kesehatan lebih berfokus kepada perawatan pasien Covid-19. Berbagai masalah kesehatan saat ini ditangani secara online melalui website atau aplikasi kesehatan. Hal ini menyebabkan berbagai penyakit lain seperti nyeri leher tidak dapat ditangani secara maksimal. Berdasarkan kondisi di atas, penulis merasa pentingnya inovasi untuk menangani permasalahan dalam kesehatan leher secara mandiri oleh masyarakat, terutama masalah kekakuan leher. Hal ini merupakan bentuk kepedulian generasi muda
dalam mengatasi dampak negatif yang timbul selama kegiatan PJJ berlangsung. Salah satu bentuk keterlibatan dalam penyelesaian permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan bantalan panas beraroma (Bahara). Dengan adanya inovasi ini, diharapkan para peserta didik dapat terbebas dari keluhan kekakuan leher dan dapat mengikuti kegiatan PJJ dengan maksimal.
Kompres hangat merupakan suatu alat terapi kesehatan yang digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti sakit kepala (Syara, Siringoringo, Halawa, & Sitorus, 2021) dan demam (Permatasari, Hartini, & Bayu, 2013). Kompres hangat juga mampu mengurangi nyeri dismenore (Maidartati, Hayati, & Hasanah, 2018). Selain itu, kompres hangat juga efektif untuk menurunkan rasa nyeri gout artritis (Samsudin, 2016). Menurut Ve (2007) dalam Oktaviana dan Imron (2012), kompres hangat juga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi nyeri leher yang kaku.
Sayangnya, berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya cenderung menggunakan kompres hangat basah. Hal ini mengurangi efisiensi kompres hangat saat pemakaian, karena air hangat yang ada di dalam kompres akan mengalir setelah beberapa waktu. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk menggunakan Bahara dibandingkan kompres hangat. Hal ini disebabkan Bahara tidak menggunakan air pada bagian luar yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan pengguna. Dengan demikian, tidak akan ada air yang mengalir ke tubuh pengguna.
PEMBAHASAN
Bahara sebagai Solusi untuk Leher Kaku
Menurut Watson (2019), panas yang dihasilkan oleh Bahara dapat melancarkan peredaran darah ke bagian leher yang kaku. Jika peredaran darah menjadi lancar, oksigen dan nutrisi dapat menjangkau area leher yang kaku dan membantu leher untuk pulih lebih cepat. Selain itu, penggunaan Bahara dapat membantu mengendurkan otot-otot leher yang tegang. Hal ini disebabkan panas yang diberikan kepada leher mampu mengurangi kekakuan sendi dan otot. Panas yang diberikan oleh Bahara merangsang reseptor sensorik di kulit, kemudian memberikan sinyal ke otak sehingga akan mengurangi transmisi sinyal rasa sakit ke otak. Pada akhirnya, rasa tidak nyaman akibat leher yang kaku dapat berkurang (Mooney, 2003).
Aroma yang terdapat pada Bahara berasal dari essential oil yang sudah beredar di pasaran. Tujuan dari penambahan essential oil pada Bahara adalah untuk memberikan rasa tenang dan rileks pada orang yang menggunakannya. Adapun aroma essential oil yang sangat sesuai untuk memberikan rasa rileks adalah lavender, karena minyak atsiri yang berasal dari lavender sudah terbukti dapat menciptakan rasa tenang dan rileks (Jaelani, 2007 dalam Maharani, 2021). Kondisi tubuh yang rileks dapat meregangkan saraf-saraf yang tegang. Dengan kata lain, lavender membantu kinerja panas dari Bahara untuk mengurangi kekakuan leher.
Metode Pembuatan Bahara
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan Bahara merupakan benda- benda yang terdapat di sekitar masyarakat. Selain itu, cara pembuatannya mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat juga mampu membuatnya sendiri di rumah. Berikut adalah alat dan bahan yang diperlukan serta prosedur yang harus dilakukan untuk membuat Bahara:
a. Alat dan Bahan
- Kantong kain perca bentuk persegi panjang dengan ukuran 12 cm x 6
- Kantong kain perca bentuk persegi panjang dengan ukuran 11 cm x 5
- 100 gram
- Essential oil aroma lavender
- Mangkuk
- Kantong ziplock ukuran 10 cm x 5 cm.
b. Prosedur Pembuatan
- Tambahkan 5 tetes essential oil ke dalam 100 gram
- Aduk beras dengan essential oil.
- Simpan campuran beras dan essential oil ke dalam kantong ziplock, kemudian diamkan selama 12 jam.
- Masukkan kantong ziplock ke dalam kantong kain perca ukuran 11 cm x 5
- Jahit 1 sisi kantong kain perca ukuran 11 cm x 5 cm yang sebelumnya belum dijahit sehingga kantong ziplock tidak dapat keluar.
- Masukkan kantong kain perca ukuran 11 cm x 5 cm ke kantong kain perca ukuran 12 cm x 6 cm.
- Jahit 1 sisi kantong kain perca ukuran 12 cm x 6 cm yang sebelumnya belum dijahit sehingga kantong bagian dalam Bahara tidak dapat keluar.
Tata Cara Penggunaan Bahara
Bahara hanya dapat berfungsi ketika dihangatkan. Bahara dapat dihangatkan menggunakan microwave. Namun, bagi pengguna yang tidak memiliki microwave dapat menggunakan dandang untuk menghangatkan Bahara. Berikut adalah tahapan lengkap menggunakan Bahara:
- Hangatkan Bahara menggunakan microwave atau dandang.
- Menghangatkan Bahara menggunakan microwave.
- Masukkan Bahara ke dalam microwave.
- Nyalakan microwave dengan temperatur 100℃.
- Tunggu selama 1 menit, kemudian matikan microwave.
- Menghangatkan Bahara menggunakan
- Masukkan Bahara ke dalam wadah penyimpanan kedap
- Tuang air ke dalam Banyaknya air mengikuti ukuran wadah penyimpanan yang digunakan.
- Nyalakan kompor dengan api paling
- Setelah air mendidih, masukkan wadah penyimpanan yang berisi Bahara ke dalam dandang.
- Setelah 1 menit, matikan kompor dan ambil wadah
- Keluarkan Bahara dari wadah
- Menghangatkan Bahara menggunakan microwave.
- Letakkan Bahara di leher selama 10-20 Hindari penggunaan Bahara lebih dari 20 menit tanpa jeda, hal ini dapat menyebabkan kulit terbakar.
- Setelah 20 menit, beri jeda penggunaan Bahara selama 30-40 Namun, jika rasa kaku pada leher sudah hilang, silahkan hentikan pemakaian.
- Jika Bahara sudah dingin, hangatkan kembali menggunakan microwave atau dandang selama 1 menit.
- Simpan Bahara di tempat yang kering untuk mencegah beras yang terdapat di dalam Bahara
Analisis Kompetitor
Tabel 1 Analisis Kompetitor Produk Serupa
Produk | Keberlanjutan | Efisiensi |
Bahara | Tidak menambah jumlah sampah. | Jika sudah dingin hanya perlu dihangatkan. |
Koyo tempel | Menambah jumlah sampah. | Jika sudah dingin harus memakai koyo baru. |
Bahara merupakan produk termoterapi. Tentu terdapat beberapa produk termoterapi lainnya yang memberikan manfaat sejenis. Kompetitor tersebut adalah berbagai merek koyo tempel. Koyo tempel yang beredar di pasaran merupakan produk 1 kali pakai. Hal ini mengurangi nilai keberlanjutan dari koyo tempel, karena dapat menimbulkan masalah baru bagi lingkungan, yaitu sampah. Sedangkan Bahara dapat digunakan berulang kali, sehingga tidak akan menambah jumlah sampah. Ketika Bahara sedang tidak digunakan, pengguna hanya perlu menyimpannya di tempat yang kering. Hal ini bertujuan untuk mencegah rusaknya beras yang terdapat di dalam Bahara. Dari segi efisiensi, Bahara lebih unggul dari koyo tempel karena jika Bahara sudah dingin, Bahara hanya perlu dihangatkan untuk dapat digunakan kembali. Sedangkan koyo tempel tidak bisa dihangatkan kembali karena sifatnya yang hanya satu kali pakai.
PENUTUP
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan metode pembelajaran yang menjadi solusi untuk menerima pendidikan tanpa menggunakan ruang kelas fisik. Kegiatan PJJ diharapkan mampu menekan kasus Covid-19 di Indonesia. Namun, kegiatan PJJ yang menuntut peserta didik untuk duduk di depan gadget selama berjam-jam justru menciptakan permasalahan baru bagi para peserta didik, yaitu masalah kesehatan leher. Melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh Asiah pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas YARSI, keluhan kesehatan tertinggi yang dialami oleh para peserta didik adalah kekakuan leher.
Untuk mengatasi masalah kekakuan leher tersebut, diperlukan inovasi untuk menangani permasalahan dalam kesehatan leher secara mandiri oleh masyarakat, terutama masalah kekakuan leher. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk memanfaatkan bantalan hangat beraroma (Bahara) yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat di rumah. Hal ini dikarenakan panas yang dihasilkan oleh Bahara dapat melancarkan peredaran darah sehingga oksigen dan nutrisi dapat menjangkau area leher yang kaku dan akhirnya dapat membantu mengendurkan otot-otot leher yang tegang. Dengan demikian, Bahara mampu mengatasi masalah kekakuan leher. Selain itu, aroma dari Bahara dapat dimanfaatkan untuk menciptakan perasaan tenang dan rileks.
Diharapkan dengan adanya Bahara ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang muncul akibat kegiatan PJJ yang dilaksanakan selama masa pandemi Covid-19. Berbagai keunggulan yang terdapat di dalam Bahara seperti efisiensi, alat dan bahan yang mudah untuk ditemukan, serta prosedur pembuatan dan cara pemakaiannya yang sederhana diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terutama para generasi muda terhadap kesehatan leher mereka masing- masing.
DAFTAR PUSTAKA
Asiah, N. 2020. Gambaran Proses Pembelajaran E-learning Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta. Majalah Kesehatan PharmaMedika, 12(2), 54-65. https://doi.org/10.33476/mkp.v12i2.1748
Halodoc. 2019. Mitos atau Fakta Stres Bisa Sebabkan Nyeri Otot. Diakses 28 Oktober 2021, dari https://www.halodoc.com/artikel/mitos-atau-fakta- stres-bisa-sebabkan-nyeri-otot
Hellosehat. 2019. 2 Cara Mudah Membuat Bantal Pemanas dengan Bahan-Bahan yang Ada di Rumah. Diakses 21 Oktober 2021 dari https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/membuat-bantal- pemanas-sendiri/
Maharani, A. P. 2021. AROMA TERAPI LAVENDER UNTUK MENGATASI INSOMNIA PADA REMAJA. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(1), 159-164. https://doi.org/10.37287/jppp.v3i1.372
Maidartati, Hayati, S., & Hasanah, A. P. 2018. Efektivitas Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Pada Remaja Di Bandung. Jurnal Keperawatan BSI, VI(2), 156-164. https://doi.org/10.31311/jk.v6i2.4357
Mooney, V. 2003. How to Apply Heat Therapy. Diakses 28 Oktober 2021, dari https://www.spine-health.com/treatment/heat-therapy-cold-therapy/how- apply-heat-therapy
Oktaviana, A., & Imron, R. 2012. MENURUNKAN NYERI DISMENOREA DENGAN KOMPRES HANGAT. Jurnal Keperawatan, VIII(2), 137-141. http://dx.doi.org/10.26630/jkep.v8i2.155
Permatasari, K. I., Hartini, S., & Bayu, M. A. 2013. PERBEDAAN EFEKTIVITAS KOMPRES AIR HANGAT DAN KOMPRES AIR BIASA TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DENGAN DEMAM DI RSUD TUGUREJO SEMARANG. Karya Ilmiah STIKES Telogorejo, 2.
Samara, D. 2007. Nyeri muskuloskeletal pada leher pekerja dengan posisi pekerjaan yang statis. UNIVERSA MEDICINA, 26(3), 137-142. https://doi.org/10.18051/UnivMed.2007.v26.137-142
Samsudin, A. R. R., Kundre, R., & Onibala, F. 2016. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Memakai Parutan Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe Var Rubrum) Terhadap Penurunan Skala Nyeri PadaPenderitaGout Artritis Di Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupeten Minahasa. eJournal Keperawatan, 4(1), 7. https://doi.org/10.35790/jkp.v4i1.12128
Syara, A. M., Siringoringo, T., Halawa, A., & Sitorus, K. 2021. PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA LEHER UNTUK MENGURANGI NYERI DI KEPALA PADA PASIEN HIPERTENSI. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 153-156. https://doi.org/10.35451/jpk.v1i1.756
Watson, S. 2019. Cervical Disc Disease Treatment: Managing Neck Pain at Home. Diakses 28 Oktober 2021, dari https://www.webmd.com/pain- management/managing-neck-pain-home
—————————————————————————————————
*) Pemenang Juara 3 pada Pharmacy Fertival (Pharfest) Universitas Indonesia tanggal 4 Oktober – 12 November 2021.