Masalah lingkungan yang berakibat buruk pada manusia selama ini telah menjadi keprihatinan bersama. Perkumpulan Strada sebagai lembaga pendidikan yang mengelola sejumlah sekolah mengajak kaum muda untuk semakin peduli lingkungan dengan merengkuh tiada mengeluh, bergerak segera beranjak menuju sekolah adiwiyata. Untuk itu dalam satu dua dasawarsa terakhir ini telah melakukan aktivitas terkait dengan mengedukasi warga komunitas Perkumpulan Strada, di antaranya seminar dan sharing Sekolah Adiwiyata yang diikuti oleh 71 Kepala Sekolah Strada (TK, SD, SMP, SMK, SMA) yang diselenggarakan Rabu, 7 Maret 2018 dengan narasumber Ibu Paula Ruliyati Puji Lestari, M.Pd. Seminar ini untuk memperkuat implementasi misi 2 Perkumpulan Strada: Meningkatkan kepedulian terhadap sesama, menghargai keberagaman, dan berjuang demi terpeliharanya lingkungan hidup.
Bapak Robertus Tujo sebagai Wakil Direktur Pendidikan dalam introduksinya mengatakan bahwa “Melalui kegiatan tersebut diharapkan memperkokoh kesadaran kesatuan ekosistem bumi ini kemudian melahirkan sikap dan tindakan menjaga dan memelihara bumi ini. Relasi yang terbangun antara manusia dan mahkluk ciptaan lain adalah relasi subyek dengan subyek, suatu relasi yang menciptakan kelestarian, keharmonisan dan keberlanjutan.” Hal inilah yang menjadi fokus perhatian sehingga kaum muda sebagai generasi penerus mampu memaknai dengan sikap merengkuh tiada mengeluh, bergerak segera beranjak dalam merawat bumi kita yang semakin terluka.
Wadir Pendidikan memberikan pengantar seminar |
Sebagian peserta seminar |
Fakta: Bumi kita makin terluka
Dalam konteks global, tidak dapat dipungkiri bahwa bumi ini semakin hari semakin menderita sakit. Isue pemanasan global bukanlah cerita fiksi. Kita mengalami begitu banyak perubahan yang terjadi di bumi ini; perubahan iklim, munculnya berbagai penyakit terhadap manusia dan tanaman, terjadinya berbagai bencana yang tak terduga, dan sebagainya. “Penyebab yang mendasari persoalan-persoalan ini dapat disaksikan dalam pretensi manusia untuk melakukan penguasaan tanpa syarat atas segala sesuatu, tanpa mengindahkan pertimbangan moral apa pun, yang semestinya mencirikan semua kegiatan manusia. Kecenderungan pada eksploitasi “yang acak-acakan” terhadap sumber-sumber daya ciptaan merupakan hasil dari proses historis dan kultural yang panjang.“ Abad modern telah menyaksikan kesanggupan manusia yang semakin berkembang untuk melakukan intervensi transformatif. Segi penaklukan serta eksploitasi atas sumber-sumber daya alam telah menjadi dominan dan invasif, dan dewasa ini hal itu telah mencapai titik yang mengancam segi keramahan lingkungan hidup: lingkungan hidup sebagai ‘sumber daya alam’ berisiko mengancam lingkungan hidup sebagai ‘rumah’.” (Kompendium Ajaran Sosial Gereja).
Panggilan Perkumpulan Strada menjaga bumi sebagai rumah bersama.
“Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya” (Mzr. 104). Manusia mesti semakin sadar bahwa bumi adalah panggung kemuliaan Allah. Harapan tersebut dapat terpenuhi jika ada sikap pertobatan, termasuk di dalam tubuh Gereja itu sendiri.” (Nota Pastoral KWI 2006). Keprihatinan ini menjadi sangat kontekstual justru ketika kehidupan di dunia modern saat ini banyak sekali menunjukkan tanda-tanda rusaknya wajah Allah. Bumi sebagai panggung kemuliaan Allah semakin tercabik-cabik karena kerakusan manusia.
Pengakuan bahwa Tuhan itu Mahapencinta, Mahapengampun, atau Mahabaik, adalah sesuatu yang esensial dalam kehidupan beragama, tetapi kepercayaan itu bukanlah sesuatu yang ada hanya untuk diucapkan pada waktu ibadah, tetapi untuk diterjemahkan ke dalam kehidupan nyata sehari-hari di antaranya dengan mendidik kaum muda agar semakin peduli terhadap lingkungannya.
Ibu Paula Ruliyati Puji Lestari, M.Pd. sebagai narasumber |
Kabag Karakter memandu jalannya dialog |
Ibu Paula Ruliyati Puji Lestari, M.Pd, sebagai narasumber, menyoroti tentang persoalan lingkungan hidup dewasa ini. Masalah yang terjadi saat ini adalah pencemaran dan perubahan iklim, krisis air bersih, hilangnya keanekaragaman hayati serta mutu hidup dan kemerosotan sosial yang semakin buruk. Keadaan bumi dan lingkungan yang semakin rusak menjadi keprihatinan ekologis. Hal ini juga menjadi keprihatinan gereja. Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa merawat bumi menjadi tanggung jawab kita semua, untuk itu perlu adanya pertobatan ekologis. Paus Benediktus XVI juga membangkitkan komitmen manusia untuk segera mengatasi problem ekologis ini. Paus Fransiskus menyatakan panggilan untuk merawat rumah kita/bumi sebagai perwujudan iman Katolik. Melalui kegiatan-kegiatan dan pembiasaan peduli lingkungan di sekolah, diharapkan warga Perkumpulan Strada turut berperan dalam pertobatan ekologis. Sekolah Adiwiyata menjadi salah satu sarana mewujudkan pertobatan ekologis ini.
Lebih lanjut, narasumber memaparkan tentang kegiatan yang bisa dilakukan dalam mendukung sekolah Adiwiyata adalah Budaya 5 Green ( Green Culture, Green Planting, Green Water, dan Green Energy) yang diwujudkan melalui keteladanan, pembiasaan dan kegiatan terprogram. Keteladanan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, penata usaha, pembantu sekolah, satpam, petugas kantin dan orang tua siswa. Mereka harus memberikan teladan dalam bersikap peduli terhadap lingkungan. Kegiatan pembiasaan dan kegiatan terprogram di sekolah, misalnya pembiasaan senyum-sapa-salam, berjalan di tangga melalui sisi sebelah kiri, senam bersama, pemasangan rambu dilarang merokok, kegiatan seni dan budaya (membatik, menenun dan menganyam, seni gerabah, seni daur ulang, menari daerah, permainan tradisional dll), menghemat listrik-air-kertas, penanaman hidroponik, pengolahan sampah padat dan cair dan pembuatan bank sampah. Selain itu, siswa juga dilibatkan dalam even-even perayaan hari-hari lingkungan hidup, misalnya hari bumi, hari air, hari lingkungan hidup, dan lain sebagainya.
Sharing sekolah yang meraih adiwiyata |
Lingkungan SD Strada Wiyatasana |
Setelah seminar kegiatan dilanjutkan dengan sharing dari Kepala Sekolah SD Strada Pejompongan dan Kepala Sekolah SD Strada Wiyatasana yang baru saja mendapatkan piagam penghargaan Adiwiyata tingkat Kota Jakarta Selatan. Materi sharing ditekankan pada tahapan-tahapan menuju sekolah Adiwiyata. Melalui kegiatan ini diharapkan agar semua sekolah di Perkumpulan Strada mulai meningkatkan budaya peduli lingkungan, yang terintegrasi dalam kegiatan pembiasaan dan kegiatan terprogram lainnya.
Salute..
Top markotop…👍👍👍
Selamat untuk SD Strada Wiyatasana!
Mantap bingit…tetap jaya…
Selamat SD Strada Wiyatasana….Strada lain akan menyusul…
proficiat
Sukses ….menjadi salah satu pelopor cinta lingkungan !!!!!