Misa Rabu Abu telah diselenggarakan di Kompleks Strada Gunung Sahari pada hari ini Rabu tanggal 6 Maret 2019. Misa diikuti oleh anak-anak dari jenjang TK SD SMP SMK dan didampingi para guru dan karyawan. Misa juga dihadiri oleh guru karyawan yang bertugas di Kantor Strada Pusat dan Cabang. Misa dipimpin oleh Direktur Perkumpulan Strada, Romo Odemus Bei Witono, SJ.

Misa Rabu Abu merupakan tanda permulaan masa pantang dan puasa bagi umat Katolik di seluruh dunia. Pantang dan puasa selama 40 hari bagi umat katolik adalah mengikuti teladan Yesus yang juga berpuasa selama 40 hari 40 malam sebelum memulai tugas karya penyelamatan-Nya. Anjuran berpantang dan berpuasa sesuai dengan Kitab Hukum Gereja Katolik (Kanon 1249) yang berbunyi : ”Semua orang beriman kristiani wajib menurut cara masing-masing melakukan tobat demi hukum ilahi”. Selanjutnya dalam Kanon 1250-1253 diatur secara rinci tentang hari dan waktu, jenis-jenis, serta ketentuan siapa yang wajib pantang dan puasa.

Dalam homilinya, Romo Bei menyampaikan pesan bahwa dengan berpantang dan berpuasa akan lahir manusia baru dengan bercermin pada pertobatan Juan Pedro Thomas, tokoh terkenal yang lahir tanggal 30 September 1928 di USA. Dengan menjalani pantang dan puasa anak-anak akan lahir menjadi anak-anak terang dan anak-anak yang baik. Romo Bei juga membimbing anak-anak mengucapkan tekad bersama untuk menjadi anak-anak baru yang bersedia bertobat dan semangat dalam belajar dengan menjunjung nilai-nilai kejujuran.

Seluruh anak dan umat yang hadir mendapatkan tanda abu di dahi. Abu adalah tanda pertobatan. Melalui tanda abu diingatkan bahwa manusia diciptakan dari debu tanah dan suatu saat nanti akan mati dan kembali menjadi debu. Saat menerima abu didahi kita akan mendengar ucapan : “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” atau “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu”.